4.1 Pengertian Cinta Kasih
Cinta Kasih adalah sebuah perasaan mengasihi, perduli dan bertanggung jawab yang tumbuh didalam hati terhadap sesuatu yang secara aneh telah menarik seluruh perhatiannya sehingga ia merasakan ketenangan, kebahagiaan dan kedamaian setiap kali dapat mencurahkan perhatiannya tersebut (Nurul Huda Haem).
Menurut Dra. Hj. Nuraeni, MA. Cinta adalah kekuatan yang menggetarkan jiwa. Cinta merupakan sumber kehidupan karena dengan cinta kehidupan akan tumbuh dengan nyaman, indah dan harmonis.
Menurut bahasa, Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang.
Menurut Ari Chandra Kurniawan, Cinta adalah energi yang terasa, tapi tidak dapat terlihat (The True Energy Of Love) yang dapat menghasilkan suatu energi positif dan negatif.
Jenis-Jenis Cinta :
Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf. Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada ‘jiwa’ atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami dari pada dijelaskan. Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya.
Cinta antar pribadi
Cinta antar pribadi menunjuk kepada cinta antara manusia. Bentuk ini lebih dari sekedar rasa kesukaan terhadap orang lain. Cinta antar pribadi bisa mencakup hubungan kekasih, hubungan orang tua dengan anak, dan juga persahabatan yang sangat erat. Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antar pribadi:
– Afeksi: menghargai orang lain.
– Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain (yang tentunya sangat jarang kita temui sekarang ini).
– Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan (bukan saling memanfaatkan).
– Commitment: keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu hubungan.
– Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa.
– Kinship: ikatan keluarga.
– Passion: Hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
– Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di dalamnya hubungan seksual.
– Self-interest: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
– Service: keinginan untuk membantu dan atau melayani.
– Homoseks: Cinta dan atau hasrat seksual pada orang yang berjenis kelamin sama, khususnya bagi pria. Bagi wanita biasa disebut Lesbian (lesbi).
Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau diluar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobi yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.
Unsur cinta menurut Ari Chandra Kurniawan
a) Intrapersonal Mastery : kemampuan mengenali dan menguasai potensi serta kelemahan diri sendiri.
b) Interpersonal Mastery : kemampuan untuk membangun hubungan dengan sesama baik dengan orang tua, keluarga, sahabat, bangsa dan umat.
c) Extrapersonal Mastery : kemampuan untuk membangun hubungan keselarasan denganalam semesta.
d) Ultrapersonal Mastery : kemampuan mengenali diri dalam upayah membangun hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Erich fromm, menyebutkan empat unsur cinta yang berbeda, yaitu :
1. Care (perhatian). Cinta harus melahirkan perhatian pada objek yang dicintai. Kalau kita mencintai diri sendiri, maka kita akan memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri. Kalau kita mencintai orang lain, maka kita akan memperhatikan kesulitan yang dihadapi orang tersebut dan akan berusaha meringankan bebannya. Kalau kita mencintai Allah Swt., maka kita akan memperhatikan apa saja yang Allah ridhai dan yang dimurkai-Nya.
2. Responsibility (tanggung jawab). Cinta harus melahirkan sikap bertanggungjawab terhadap objek yang dicintai. Orang tua yang mencintai anaknya, akan bertanggung jawab akan kesejahteraan material, spiritual dan masa depan anaknya. Suami yang mencintai isterinya, akan bertanggung jawab akan kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangganya. Karyawan yang mencintai perusahaannya, akan bertanggung jawab akan kemajuan perusahaannya. Orang yang mencintai Tuhannya, akan bertanggung jawab untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Itulah Responsibility.
3. Respect (hormat). Cinta harus melahirkan sikap menerima apa adanya objek yang dicintai, kelebihannya kita syukuri, kekurangannya kita terima dan perbaiki. Tidak bersikap sewenang-wenang dan selalu berikhtiar agar tidak mengecewakannya. Inilah yang disebut respect.
4. Knowledge (pengetahuan). Cinta harus melahirkan minat untuk memahami seluk beluk objek yang dicintai. Kalau kita mencintai seorang wanita atau pria untuk dijadikan isteri atau suami, maka kita harus berusaha memahami kepribadian, latar belakang keluarga, minat, dan ketaatan beragamanya. Kalau kita mencintai Tuhan, maka harus berusaha memahami ajaran-ajaran-Nya.
Segitiga Cinta
Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara. Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya. Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy. Ada yang bilang pasangannya pandai melucu. Ada yang bilang pasangannya pandai memasak. Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan orang tua. Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.
Ada banyak alasan pula untuk bercerai. Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional. Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu. Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi. Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan. Ada yang bilang pasangannya tidak nyambung kalau bicara. Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asin atau terlalu manis. Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya. Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.
Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam kecocokan. Dr. Paul Gunadi menyebut kecocokan-kecocokan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah. Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh, pada waktu pacaran dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi? Jawabannya adalah KOMITMEN.
Perilaku selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota dan jauh dari anak atau isterinya tidak perlu dijabarkan lagi. Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertahan untuk tidak selingkuh? Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu KOMITMEN.
Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya. Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh. Komitmen adalah sebagian dari cinta dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg. Dia menyebutnya sebagai “triangular love” atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi : Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas. Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya. Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan. Commitment atau komitmen adalah sebuat keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut “until death do us apart”. Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga. Bila sebuah relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.
Sebagai contoh : Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan. Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo. Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation (tergila-gila) .
4.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
Kekuatan cinta adalah mukjizat yang diberikan Tuhan YME kepada makhluk ciptaannya, dalam islam cinta adalah ketakwaan (insan yang bertakwa).
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), orang yang sedang jatuh cinta juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu), dan ciri dari cinta sejati ada tiga : lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah SWT, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain. Dalam Al-Quran cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu dan membara. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, tidak ingin berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan.
5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah.
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak.
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barang siapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta kulfah yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha.
Ayat Al-Quran tentang cinta
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).(2:165).
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(3:14).
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(3:31).
4.3 Kasih Sayang
Kasih sayang adalah bentuk cinta kasih yang diberikan seseorang kepada orang yang dicintainya dengan tulus ikhlas untuk mencapai kebahagiaan. Kasih sayang ini dapat digambarkan oleh Cinta rahmah.
Kasih sayang, dan cinta merupakan milik semua orang. Manifestasi dari kasih sayang dan cinta dapat menciptakan lingkungan yang tenteram. Karena setiap individu menyadari makna yang paling hakiki dari rasa kasih sayang dan cinta. Dengan kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain. Dengan cinta kita selalu menjaga lingkungan yang harmonis. Lingkungan yang harmonis berarti lingkungan yang berimbang dan jauh dari perusakan. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, yang berwujud bentuk seni. Bentuk seni dapat berbentuk seni rupa, seni pahat, seni sastra, seni suara. Pemujaan merupakan perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan kepada Tuhan ini oleh manusia di antaranya diwujudkan dalam bentuk-bentuk pemujaan atau yang lebih kita kenal sebagai tempat beribadah.
Macam-macam kasih sayang dari orang tua
Kasih sayang orang tua yang di berikan kepada anaknya sanagatlah berartii dari segalanya, karenanya sejak kita masih di didalam kandungan hingga kita dilahirkan ke dunia orang tua kita sangat menyayangi kita lebih dari apapun. Dalam kehidupan sehari – hari kasih sayang orang tua sangatlahberarti bagi seorang anak, hal ini menunjukkan betapa eratnya hubungan orang tua dengan anaknya.
Contoh kasih sayang orang tua terhadap anaknya :
– Kasih sayang saat kita masih di kandung
– Kasih sayang saat kita dilahirkan
– Kasih sayang saat kita di besarkan
– Kasih sayang saat kita mendapat masalah
4.4 Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih. Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
· Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitas yang kuat.
· Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
· Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
Puisi
The Essence Of Love
True love, just like the ocean
Its sight has no limit
No boundary,
So wide, So deep, So blue
So calm, So warm,
It spreads all of the beauty
True love, never stop
Never dies,
Everlasting
It blends in mind, heart
Soul
And in hand
It’s really “Touchy”
True love, is mentality
God himself is the true love
4.5 Pemujaan
Pemujaan adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada. Seperti Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan terkadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
4.6 Belas Kasihan
Belas kasih adalah suatu sikap hati yang sangat mulia, adalah suatu manifestasi dari kecerdasan. Namun, dalam pengejarannya terhadap nama dan materi keuntungan yang berada di dunia, manusia seringkali tidak bisa menghayati dan memahami makna yang sebenarnya dari belas kasih. Didalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah konsep mementingkan diri sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti kita tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Setelah benar-benar masuk dalam jalan kultivasi, saya baru berangsur-angsur memahami makna belas kasih.
Hati yang berbelas kasih bisa menghubungkan energi dan menginisiasi energi yang tanpa batas. Belas kasih itu sendiri merupakan suatu medan energi yang sangat besar. Seberapa besar kelapangan dada seseorang, seberapa besar pula energi yang bisa dia dapatkan. Jika seseorang selalu memiliki hati belas kasih, maka kelapangan dada yang dia miliki juga bisa berlimpah-limpah bagaikan alam semesta, dia akan memiliki energi teramat besar hingga mampu menaklukkan segala-galanya. Ketika seorang kultivator benar-benar bisa melepaskan hidup dan mati, yang terkandung di dalam hati kultivator tersebut adalah belas kasih yang kekal abadi. Berbeda dengan cara kejahatan mengatasi kejahatan di dunia, yang tidak efektif membasmi kejahatan sampai pada akarnya.
Ketika seseorang bisa mengunakan belas kasihnya untuk mengubah musuhnya, pada saat itu energi semacam itu akan menjadi senjata yang lebih ampuh bila dibandingkan dengan pisau dan pedang. Seorang yang berbelas kasih, akan bermurah hati dan mengalah saat menerima serangan dari pihak lawan, akan membalas sindiran dan olokan orang dengan senyuman, akan dengan besar hati memaafkan kesalahan dan kesalah pahaman orang lain. Ia tidak tergesa-gesa dan tenang-tenang saja, menahan penghinaan tanpa berargumen, pikirannya penuh keprihatinan dan rasa kasihan atas penderitaan yang dialami oleh makhluk hidup, bersikap hambar dan tidak gentar, semua itu adalah sikap hati dari sang sadar yang kekal abadi.
Belas kasih memperlakukan seseorang tidak membutuhkan ucapan kata-kata yang terlalu banyak, tersenyum simpul saja sudah bisa meneruskan pikiran baik belas kasih ini kepada orang lain. Belas kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia bisa melumerkan es dan salju yang berada di dalam hati manusia. Menghadapi konflik antar manusia atau sekat diantara para kultivator, tidak peduli mereka berusaha dengan cara manusia yang manapun untuk menghilangkan, tidak akan mendapatkan cara penyelesaian secara tuntas, hal ini disebabkan oleh karena cara manusia itu kekurangan energi. Tetapi kekuatan dari belas kasih bisa menguraikan segala permusuhan, sehingga membuat segala perputaran sebab dan akibat yang berada didunia ini mendapatkan penyelesaian baik. Pancaran sinar belas kasih melebihi beribu-ribu kata, ia bisa membuat dendam dan sekatan yang berada di antara hati manusia dengan sekejab hilang tanpa berbekas. Bila menyayangi seluruh makhluk hidup serta memberikan kebahagiaan kepada mereka, disebut dengan kasih. Merasakan penderitaan dan prihatin kepada mereka serta mencabut dan menghilangkan penderitaan mereka dan menyelamatkan roh jiwa seseorang agar tidak sampai menjadi bejat merupakan belas kasih yang paling besar bagi makhluk hidup.
Belas kasih merupakan suatu taraf kondisi bila seseorang bisa melepaskan keakuan sama sekali dan senantiasa berpikir demi orang lain. Hal ini juga merupakan pikiran baik yang murni dari seorang kultivator yang timbul setelah dia bisa melepaskan hasrat keinginan dari kasih secara tuntas. Kekuatan dari pancaran sinar belas kasih itu tiada tara, sinar itu bisa melumerkan segala materi tidak hanya yang berada di dunia, tetapi juga menerangi segala sudut penjuru di alam semesta. Belas kasih bisa menggugah pikiran baik yang tersimpan dalam hati paling dalam setiap makhluk hidup. Seorang kultivator walaupun jasadnya terjerumus di dalam kesengsaraan, belas kasih juga bisa dengan sekejab menjadi senjata yang paling ampuh, menumpas kejahatan, menyelamatkan jiwa yang masih tersisa akar kebaikannya.
4.7 Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara oran-orang yang sama-sama sebanding. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif bukan uiversal. Pertama – tama cinta kasih erotis kerap kali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali akan merupakan nafsu fisis belaka. Sedangkan cinta kasih merupakan satu diantaranya. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Daya tarik seksual untuk sementara waktu menimbulkan khayalan penyatuan. Dalam cinta kasih erotis terdapat ekslusivitas yangtidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Sering kita jumpai sepasang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainnya. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keikutsertaan dengan semua aspek kehidupan orang-orang lain, tapi bukan dalam arti cinta kasih yang mendalam.Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorag sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam dalamnya. Hal ini memang merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah meiliki jodohnya sendiri.
Dalam kebudayaan seperti saat ini, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Ada pula orang yang memandang bahwa factor yang penting di dalam cinta kasih erotis itu adalah keinginan.
Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain daripada perbuatan kemauan. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan bahwa hubungan semacam itu, didalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.
sumber: